Selamat Datang Di Cholid Mahmud Center.

Temukan informasi seputar pencalonan Ir. H. Cholid Mahmud, M.T menjadi anggota DPD RI dari Daerah Istimewa Yogyakarta.

...


by: Aniesa ND*

Gerimis mulai turun ketika Pak Cholid berada di depan saya tersenyum dengan pertanyaan pertama saya :Apa misi Bapak menjadi DPD? Beliau yang ramah ini berkata,

“Berulangkali saya bilang, bahwa saya tidak bermisi menjadi anggota DPD. Kalau ada yang tanya, silahkan tanya orang-orang yang mencalonkan saya. “

Waduh saya jadi bingung, beneran mau jadi DPD nggak sih Pak Cholid ini. Memang khas orang PKS, tidak mau mencalonkan diri, tapi dicalonkan oleh orang-orang bijak di dewan syuro’.

Masih dengan senyum ramahnya Pak Cholid menjelaskan posisi DPD sebagai perwakilan daerah untuk mengambil keputusan di Pusat. Untuk mengembangkan daerah memang tidak terlepas dari keputusan dan kebijakan yang diambil oleh Pusat. DPD lah yang menyuarakan aspirasi yang menyangkut kepentingan daerah.

“ Maka saya pilih kalimat: Dari Ummat Untuk Semua. Maksudnya, saya sebagai bagian dari ummat akan memberikan hal yang terbaik untuk semuanya. Saya bercita-cita Yogyakarta ini menjadi masyarakat madani percontohan. Tentunya ini bukan hanya cita-cita main-main, namun dengan penuh pertimbangan dan perhitungan. Saya rasa Yogyakarta mempunyai modal yang cukup bagus untuk mewujudkan hal ini. dilihat dari luasnya, Yogyakarta ini tidak terlalu luas, namun juga tidak terlalu sempit. Wilayah yang cocok untuk ditangani secara intensif dan sungguh-sungguh.

Jumlah penduduk Yogyakarta pun tidak terlalu besar, kurang lebih hampir sama dengan penduduk Singapura. Penduduknya pun punyai modal komunitas yang sangat baik. Multikultural dan guyub rukun, benar-benar ciri masyarakat madani. Dan harus digaris bawahi pula bahwa 99% industri di Yogyakarta ini skalanya kecil dan menengah dengan nilai kekeluargaan yang sangat kuat. Intinya, dari sisi demografis dan geografis Yogyakarta ini sudah sangat siap untuk berkembang lebih pesat dan pemerintah pusat harus mendukung hal ini. DPD lah yang akan mendorong adanya kebijakan pusat untuk pengembangan daerah. Memang butuh kebijakan yang spesifik untuk setiap daerah, dan bila menjadi DPD, saya akan bertanggung jawab untuk mendorong kebijakan ini.”

Sebentar Pak Cholid menghela nafas, lalu saya bertanya tentang pekerjaan DPD. Serius beliau menjawab, ” Sangat terbatas. Itu kendala utama DPD, yaitu wewenangnya yang sangat terbatas. Siapapun yang menjadi DPD besok, entah saya atau orang lain hanya akan mempunyai wewenang memberi pertimbangan di tingkat pusat. Pertimbangan, bukan keputusan.”

Saya berpikir, jadi ngapain dong DPD? Apa pengaruhnya?

Seakan menjawab kerutan di kening saya, Pak Cholid menjelaskan, ” Dulu di era Pak Harto, DPD memang dipilih langsung oleh presiden, maka wajar saja bila wewenangnya hanya memberi masukan dan pertimbangan dari daerah kepada pusat. Namun sekarang ini setelah DPD dipilih langsung oleh mayoritas masyarakat yang artinya menjadi representasi daerah di pusat, sudah seharusnyalah DPD mempunyai andil yang lebih karena menyangkut kepentingan daerah yang diwakilinya. Berbeda dengan DPR yang dipilih karena jalur kelembagaan atau partai maka DPD ini dipilih personal sebagai utusan resmi daerah. Jadi bila saya terpilih menjadi DPD, saya akan berusaha agar wewenang ini diubah menjadi lebih konkret dan signifikan untuk perkembangan daerah”.

Waktu semakin sempit dan tinggal beberapa menit dari waktu wawancara maka pertanyaan terakhir harus saya buat agak nakal, maklum anak muda.

” Oke, Pak. Lalu pertimbangan apa yang bisa membuat masyarakat Jogja mantap memilih Bapak menjadi DPD?”

Pak Cholid terdiam sejenak, membenarkan posisi duduknya dan berkata lebih serius. ” Ketika masyarakat memiliki DPD, maka itu berarti masyarakat akan memilih orang untuk menjadi wakilnya, merepresentasikan mereka di Pusat. Maka mereka harus melihat orang ini, melihat track recordnya secara jelas dan menyeluruh. Masyarakat harus mencari tahu mana orang yang mempunyai track record yang bersih, jujur dan memang berkontribusi positif bagi mereka. Dan untuk itu maka saya akan bekerja keras.”

Saya pun terdiam. Melihat kesungguhannya, raut bersih dan tulusnya ketika mengatakan akan bekerja keras. Melihat track recordnya yang cemerlang mulai sejak mahasiswa. Untuk DPD, untuk mewakili saya di Jakarta, saya rasa Pak Cholid pilihan yang paling tepat.


*Wartawan majalah kampus
Mahasiswa UGM



0 komentar